4 Fakta Lucu Sejarah Umpatan Di Indonesia

Diposkan oleh Bee Inspired pada Tuesday, October 7, 2014 - 4:00 PM

Umpatan. Yah kita mungkin terbiasa mendengar orang-orang disekitar kita, atau mungkin juga diri kita sendiri, mengatakannya setiap hari. Berbagai macam kata umpatan, yang terpengaruh oleh beraneka ragamnya kebudayaan di Indonesia, digunakan untuk mengungkapkan kondisi hati yang tengah marah atau jengkel. Meski awalnya terkesan kasar, umpatan kini seolah telah menjadi bumbu tersendiri dalam percakapan rakyat Indonesia. Dan ternyata, beberapa kata umpatan di Indonesia memiliki sejarah yang cukup lucu.

4 Fakta Lucu Sejarah Umpatan Di Indonesia

1. Bajingan

Umpatan ini memang belum masuk dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), namun bisa jadi ini adalah kata umpatan yang paling terkenal di Indonesia. Kata ini sering digunakan untuk merujuk pada seseorang yang memiliki sifat yang buruk atau jahat. Tapi pernahkah Anda menyangka bahwa kata bajingan sebenarnya merujuk pada sebuah kata dalam bahasa Jawa, yang berarti pengendara gerobak sapi?

Diperkirakan istilah ini pertama kali muncul di Banyumas pada sekitar tahun 1940-an. Di daerah tersebut pada saat itu belum banya sarana transportasi yang tersedia. Hal ini menyebabkan masyarakat kemudian menjadikan gerobak sapi sebagai sarana transportasi utama untuk berpergian, mengangkut barang dan kebutuhan-kebutuhan lainnya.

Sayangnya, kedatangan gerobak sapi yang dikendarai oleh bajingan ini tidak bisa diprediksi. Terkadang pagi, siang, sore, bahkan hingga malam hari. Karena sulitnya menemukan gerobak sapi ini, kemudian banyak masyarakat yang mengeluh kepada sang pengendaranya. "Bajingan suwe temen tekane, nandi wae (Bajingan lama sekali datangnya, kemana saja..!!". Dari situ kemudian istilah bajingan yang awalnya berarti pengendara gerobak sapi mengalami pergeseran makna sebagai umpatan.

2. Sontoloyo

Sontoloyo dalam KBBI diartikan sebagai konyol, tidak beres dan bodoh. Namun sebenarnya sontoloyo adalah sebuah ungkapan dalam bahasa Jawa yang berarti seseorang yang berprofesi sebagai pengembala bebek. Para pengembala bebek ini biasanya memakai caping (topi khas petani) dan berdiri di belakang barisan bebek sambil membawa sebuah tongkat panjang. Diujung tongkat tersebut biasanya diberi rumbai untuk membantu mereka mengatur bebek yang digembalanya.

Setiap harinya seorang sontoloyo harus menggembalakan bebek-bebek tersebut untuk mencari makan hingga ketempat-tempat yang cukup jauh. Saat menggiring bebek tersebut, tidak jarang seorang sontoloyo melakukan keteledoran sehingga bebek yang mereka giring merusak tanaman milik warga atau masuk keperkarangan warga. Akibatnya sontoloyo yang teledor ini sering dimarahi oleh warga dan dari sinilah diperkirakan kata sontoloyo mengalami pergeseran makna menjadi umpatan.

3. Bangsat

Kata bangsat sendiri dalam KBBI diartikan sebagai kutu busuk, kepinding, atau dalam bahasa Jawa disebut tinggi. Hewan ini umumnya senang tinggal dirumah-rumah, terutama disekitar tempat tidur. Mereka akan tinggal dan bertelur di lipatan-lipatan tempat tidur, bantal serta tempat-tempat lain yang tersembunyi. Hewan ini terkenal suka meminum darah dari manusia dan hewan-hewan berdarah panas.

Kutu busuk biasanya akan menggigit korbannya tanpa disadari di malam hari. Serangga yang beraroma tidak sedap dan sangat menyengat di hidung ini akan meninggalkan bekas gigitan berupa bentol-bentol yang terasa gatal pada kulit korbannya. Selain itu gigitan hewan ini juga mungkin mengakibatkan ruam-ruam, efek psikologis dan gejala alergi. Karena berbagai sifat menjengkelkannya tersebutlah kemudian kata bangsat digunakan untuk menggambarkan orang atau perbuatan yang menjengkelkan.

4. Bajigur

Bajigur sebenarnya merupakan salah satu minumann khas yang berasal dari daerah Jawa Barat. Namun kata bajigur ini juga akan memiliki makna yang lain di Yogyakarta. Di Yogyakarta kata bajigur banyak digunakan oleh masyarakat sebagai kata umpatan. Lantas mengapa kata ini menjadi umpatan di Yogyakarta? 

Sejauh ini memang tidak ada catatan resminya. Namu diperkirakan hal ini terjadi karena kebiasaan orang-orang Yogyakarta yang senang mengubah penyebutan sebuah kata umpatan sehingga terdengar lebih halus. Kata bajigur ini diperkirakan merupakan plesetan dari kata bajingan. Selain kata bajigur, masyarakat Yogyakarta juga sering menggunakan kata bajindal dan bajirut untuk menggantikan kata bajingan.

3 comments

Terima kasih atas komentar Anda

:) kunjungan balik gan rahmatfirdaus-pgsd.info

Balas
Terima kasih atas komentar Anda

hahahah lucu asal katanya,... Thanks gan =. kunjungan balik http://gomumu.blogspot.com/

Balas
Terima kasih atas komentar Anda

Kkekekek... ngakak
Kunbal: http://www.jendelamu.com/2015/03/fakta-unik-mengenai-kucing.html

Balas

Punya tanggapan atas artikel diatas? Silahkan sampaikan melalui kolom komentar dibawah ini. Harap tidak memberikan komentar dengan kata-kata yang kasar, mengandung pornografi, atau mengandung unsur SARA.

Terimakasih untuk komentar yang Anda berikan.
Emoticons List

 
Copyright © 2014. Bee Inspired - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by Bee Inspired
Proudly powered by Blogger